TUGAS
REAKSI BOWEN.
MINERAL SILIKAT DAN NON SILIKAT.
Oleh
Munajad ikhlas
410014198
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
2014
Kata
Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang maha Esa karena berkatnya saya dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu. Makalah kami yang berisi tentang. REAKSI BOWEN akalah ini dibuat dengan tujuan menyelesaikan tugas dan se bagai bahan ataupun materi dasar tentang REAKSI BOWEN
Adapun tujuan kita
mempelajari REAKSI BOWEN ialah agar kita mengerti bagaimana sistim dari
kristalografi tersebut apabila ada
kekurangan mohon di maklumi.
Sekian dari saya terima kasih
Yogyakarta,
oktober 2014
(
Munajad ikhlas )
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………
DAFTAR ISI
……………………………………………..
Seri reaksi bowen ………………………………………….
Pengertian mineral ………………………………………..
Mineral silikat
…………………………………………...
Mineral non silikat
……………………………………….
SERI REAKSI BOWEN
Bowen Reaction Series
Seri
Reaksi Bowen merupakan suatu skema yang menunjukan urutan kristalisasi dari
mineralpembentuk batuan beku yang terdiri dari dua bagian.
Mineral-mineral tersebut dapat digolongkan dalam dua golongan besar yaitu:
Mineral-mineral tersebut dapat digolongkan dalam dua golongan besar yaitu:
Golongan mineral
berwarna gelap atau mafik mineral.
Golongan
mineral berwarna terang atau felsik mineral.
Dalam
proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung semuanya membeku,
tetapi mengalami penurunan temperatur secara perlahan bahkan mungkin cepat.
Penurunan tamperatur ini disertai mulainya pembentukan dan pengendapan
mineral-mineral tertentu yang sesuai dengan temperaturnya Pembentukan mineral
dalam magma karena penurunan temperatur telah disusun oleh bown
Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali terbentuk dalam temperatur sangat tinggi adalah Olivin. Akan tetapi jika magma tersebut jenuh oleh SiO2 maka Piroksenlah yang terbentuk pertama kali. Olivin dan Piroksan merupakan pasangan ”Incongruent Melting”; dimana setelah pembentukkannya Olivin akan bereaksi dengan larutan sisa membentuk Piroksen. Temperatur menurun terus dan pembentukkan mineral berjalan sesuai dangan temperaturnya. Mineral yang terakhir tarbentuk adalah Biotit, ia dibentuk dalam temperature yang rendah.
Mineral disebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok Plagioklas, karena mineral ini paling banyak terdapat dan tersebar luas. Anorthite adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu yang tinggi dan banyak terdapat pada batuan beku basa seperti Gabro atau Basalt. Andesin terbentuk peda suhu menengah dan terdapat batuan beku Diorit atau Andesit. Sedangkan mineral yang terbentuk pada suhu rendah adalah albit, mineral ini banyak tersebar pada batuan asam seperti granit atau rhyolite. Reaksi berubahnya komposisiPlagioklas ini merupakan deret : “Solid Solution” yang merupakan reaksi kontinue, artinya kristalisasi Plagioklas Ca-Plagioklas Na, jika reaksi setimbang akan berjalan menerus. Dalam hal ini Anorthite adalah jenis Plagioklas yang kaya Ca, sering disebut Juga "Calcic Plagioklas", sedangkan Albit adalah Plagioklas kaya Na ( "Sodic Plagioklas/Alkali Plagioklas" )
Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium Feldspar ke mineral Muscovit dan yang terakhir mineral Kwarsa, maka mineral Kwarsa merupakan mineral yang paling stabil diantara seluruh mineral Felsik atau mineral Mafik, dan sebaliknya mineral yang terbentuk pertama kali adalah mineral yang sangat tidak stabil dan mudah sekali terubah menjadi mineral lain.
Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali terbentuk dalam temperatur sangat tinggi adalah Olivin. Akan tetapi jika magma tersebut jenuh oleh SiO2 maka Piroksenlah yang terbentuk pertama kali. Olivin dan Piroksan merupakan pasangan ”Incongruent Melting”; dimana setelah pembentukkannya Olivin akan bereaksi dengan larutan sisa membentuk Piroksen. Temperatur menurun terus dan pembentukkan mineral berjalan sesuai dangan temperaturnya. Mineral yang terakhir tarbentuk adalah Biotit, ia dibentuk dalam temperature yang rendah.
Mineral disebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok Plagioklas, karena mineral ini paling banyak terdapat dan tersebar luas. Anorthite adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu yang tinggi dan banyak terdapat pada batuan beku basa seperti Gabro atau Basalt. Andesin terbentuk peda suhu menengah dan terdapat batuan beku Diorit atau Andesit. Sedangkan mineral yang terbentuk pada suhu rendah adalah albit, mineral ini banyak tersebar pada batuan asam seperti granit atau rhyolite. Reaksi berubahnya komposisiPlagioklas ini merupakan deret : “Solid Solution” yang merupakan reaksi kontinue, artinya kristalisasi Plagioklas Ca-Plagioklas Na, jika reaksi setimbang akan berjalan menerus. Dalam hal ini Anorthite adalah jenis Plagioklas yang kaya Ca, sering disebut Juga "Calcic Plagioklas", sedangkan Albit adalah Plagioklas kaya Na ( "Sodic Plagioklas/Alkali Plagioklas" )
Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium Feldspar ke mineral Muscovit dan yang terakhir mineral Kwarsa, maka mineral Kwarsa merupakan mineral yang paling stabil diantara seluruh mineral Felsik atau mineral Mafik, dan sebaliknya mineral yang terbentuk pertama kali adalah mineral yang sangat tidak stabil dan mudah sekali terubah menjadi mineral lain.
Bowen’s
Reaction Series
Seri
Reaksi Bowen (Bowen Reaction Series) menggambarkan proses pembentukan mineral
pada saat pendinginan magma dimana ketika magma mendingin, magma tersebut
mengalami reaksi yang spesifik. Dan dalam hal ini suhu merupakan faktor utama
dalam pembentukan mineral.
Tahun 1929-1930,
dalam penelitiannya Norman L. Bowen menemukan bahwa mineral-mineral terbentuk
dan terpisah dari batuan lelehnya (magma) dan mengkristal sebagai magma
mendingin (kristalisasi fraksional). Suhu magma dan laju pendinginan menentukan
ciri dan sifat mineral yang terbentuk (tekstur, dll). Dan laju pendinginan yang
lambat memungkinkan mineral yang lebih besar dapat terbentuk.
Dalam
skema tersebut reaksi digambarkan dengan “Y”, dimana lengan bagian atas
mewakili dua jalur/deret pembentukan yang berbeda. Lengan kanan atas merupakan
deret reaksi yang berkelanjutan (continuous), sedangkan lengan kiri atas adalah
deret reaksi yang terputus-putus/tak berkelanjutan (discontinuous).
1. Deret Continuous
Deret ini
mewakili pembentukan feldspar plagioclase. Dimulai dengan feldspar yang kaya
akan kalsium (Ca-feldspar, CaAlSiO) dan berlanjut reaksi dengan peningkatan
bertahap dalam pembentukan natrium yang mengandung feldspar (Ca–Na-feldspar,
CaNaAlSiO) sampai titik kesetimbangan tercapai pada suhu sekitar 9000C.
Saat magma mendingin dan kalsium kehabisan ion, feldspar didominasi oleh
pembentukan natrium feldspar (Na-Feldspar, NaAlSiO) hingga suhu sekitar 6000C
feldspar dengan hamper 100% natrium terbentuk.
2. Deret Discontinuous
Pada
deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate dimana satu mineral
berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur tertentu dengan
melakukan reaksi dengan sisa larutan magma. Diawali dengan pembentukan mineral
Olivine yang merupakan satu-satunya mineral yang stabil pada atau di bawah 18000C.
Ketika temperatur berkurang dan Pyroxene menjadi stabil (terbentuk). Sekitar
11000C, mineral yang mengandung kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk dan
pada kisaran suhu 9000C Amphibole terbentuk. Sampai pada suhu magma
mendingin di 6000C Biotit mulai terbentuk.
Bila
proses pendinginan yang berlangsung terlalu cepat, mineral yang telah ada tidak
dapat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma yang menyebabkan mineral yang
terbentuk memiliki rim (selubung). Rim tersusun atas mineral yang telah
terbentuk sebelumnya, misal Olivin dengan rim Pyroxene.
Deret ini
berakhir dengan mengkristalnya Biotite dimana semua besi dan magnesium telah
selesai dipergunakan dalam pembentukan mineral.
Apabila
kedua jalur reaksi tersebut berakhir dan seluruh besi, magnesium, kalsium dan
sodium habis, secara ideal yang tersisa hanya potassium, aluminium dan silica.
Semua unsur sisa tersebut akan bergabung membentuk Othoclase Potassium
Feldspar. Dan akan terbentuk mika muscovite apabila tekanan air cukup tinggi.
Sisanya, larutan magma yang sebagian besar mengandung silica dan oksigen akan
membentuk Quartz (kuarsa).
Dalam
kristalisasi mineral-mineral ini tidak termasuk dalam deret reaksi karena
proses pembentukannya yang saling terpisah dan independent.
1
Pengertian Mineral
Dalam
mendefinisikan mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan kepastian untuk
menerangkan pengertian dari mineral tersebut. Karena memang belum didapatkan
kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada umumnya dikenal
dua defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum tahun 1977 dan
defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977.
Menurut
defenisi klasik, mineral adalah suatu benda padat anorganik yang terbentuk
secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan rumus kimia
yang tetap. Dan menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat yang
terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki
sifat-sifat fisik dan umumnya berbentuk kristalin yang mempunyai bentuk
geometris tertentu.
Hal yang
membedakan kedua defenisi tersebut adalah pada defenisi klasik, yang termasuk
mineral hanyalah benda atau zat padat saja. Dan pada defenisi kompilasi,
mineral mempunyai ruang limgkup yang lebih luas karena mencakup semua zat yang
ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian tersebut. Hal ini salah
satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang terbentuk karena penguraian
atau perubahan sia-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga digolongkan
kedalam mineral, seperti batubara, minyak bumi dan tanah diatome. Mineral
termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam-garam sederhana sampai silikat
yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik
biasanya tidak termasuk).
Mineralogi
adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral. Mulai dari
pembagian atau penggolongan mineral, pengenalan sifat-sifat mineral,
pendeskripsian mineral dan semua hal yang berkaitan dengan mineral.
Untuk
mempelajari tentang mineral, tentu harus terlebih dahulu mengetahui sifat-sifat
yang ada pada mineral tersebut. Adabeberapa sifat mineral, yaitu sifat fisik
secara teoritis dan sifat fisik secara determinasi (laboratorium). Sifat fisik
secara teori hanya bisa menggambarkan sebagian dari sifat-sifat mineral dan
tidak dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan atau membedakan
mineral-mineral yang ada, karena hanya terdapat pada sebagian mineral saja.
Adapaun sifat-sifat mineral secara teori tersebut adalah :Lebih dari 2000 mineral telah diketahui sampai
sekarang ini, dan usaha-usaha untuk mendapatkan mineral-mineral baru jenis
terus dilakukan. Dari jumlah tersebut hanya beberapa yang umum atau sering
dijumpai. Mineral-mineral yang dominan sebagai pembentuk batuan penyusun kerak
bumi disebut mineral pembentuk batuan (Rock Forming Minerals). Selain itu hanya
sekitar 8 unsur yang dominan menyusun mineral-mineral tersebut. Dua unsur yang
paling dominan adalah pksigen dan silikon yang bergabung untuk menyusun kelompok
mineral yang sangat umum yaitu mineral silikat. Setiap mineral silikat disusun
oleh oksigen dan silikon, kecuali kuarsa. Dalam pengklasifikasian umum, mineral
dibagi atas dua pembagian umum, yaitu mineral silikat, dan mineral non silikat.
A. mineral
silikat
Mineral silikat adalah mineral yang memiliki unsure
pembentuknya yaitu silica ( SiO2 ), yang merupakan hasil pembekuan magma. Silicat
merupakan 25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali.
Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan
persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena
jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari
mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km
dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu
sedimen, batuan beku maupun batuan malihan (metamorf). Silikat pembentuk batuan
yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan
non-ferromagnesium.
Macam
mineral silikat dapat digolongkan berdasarkan komposisi kimianya. Mineral
silikat ferromagnesian adalah mineral silikat yang mengandung ion besi dan
atau magnesium di dalam struktur mineralnya. Mineral-mineral silikat yang tidak
mengandung ion-ion besi dan magnesium disebut mineral non
feromagnesian. Mineral-mineral silikat feromegnesian dicirikan oleh warnanya
yang gelap dan mempunyai berat jenis antara 3,2 sampai 3,6. Sebaliknya
mineral-mineral silikat non feromagnesian pada umumnya mempunyai warna terang
dan berat jenis rata-rata 2,7. perbedaan tersebut terutama disebabkan oleh ada
tidaknya unsur besi didalam mineral tersebut.
Olivin adalah
mineral silikat feromagnesian yang tersebentuk pada temperatur tinggi, berwarna
hitam sampai hijau kehitaman, mempunyai kilat gelas dan pecahan konkoidal.
Mineral olvin pada umumnya menunjukan kenapakan butiran bentuk relatif kecil
dan bundar. Olivin disusun oleh tetra hidra tunggal yang diikat bersama oleh
campuran ion besi dan magnesium yang merangkai atom oksigen bersama-sama.
Mineral ini tidak mempunyai bidang belahan strktur atomnya membentuk jaringan
tiga dimensi sehingga tidak membentuk bidang yang lemah.
Piroksin, berwarna
hitam, opak, dengan bidang belahan dua arah membentuk sudut 900 .
Strktur kristalnya disusun oleh rantai tunggal tetrahedra yang diikat
bersama-sama dengan ion-ion besi dan magnesium. Karena ikatan silikon oksigen
lebih kuat daripada ikatan antara struktur silikat, maka firoksin mudah
terbelah sejajar dengan rantai silikat. Piroksin merupakan salah satu mineral
yang dominan dalam batuan beku basalt yang merupakan batuan yang
umumpada kerak samudera.
Hornblende merupakan
mineral yang umum dikelompok amfibol. Mineral ini umumnya berwarna hijau gelap
sampai hitam. Belahan dua arah membentuk sudut 600 dan 1200.
didalam batuan, hornblende berbentuk prismatik panjang. Bentuk inilah yang
umumnya membedakan dengan firoksin yang umumnya berbentuk prismatuik
pendek. Hornblende umunya dijumpai pada batuan yang menyusun kerak benua.
Biotit merupakan
anggota dari mika yang berwarna gelap karena kaya akan besi. Seperti mineral
mika lainnya, biotit disusun oleh struktur lebaran yang memberikan belahan satu
arah. Biotit mempunyai warna hitam mengkilap yang membedakan dari mineral
ferromagnesian lainnya. Seperti hornblende, biotit banyak dijumpai pada batuan
penyusun kerak benua, termasuk batuan beku granit.
Moskovit adalah
jenis mineral mika yang sangat umum. Berwarna terang dengan kilap seperti
mutiara (pearly) dan seperti mineral mika lainnya belahannya satu arah. Didalam
batuan muskovit sangat mudah dikenali karena sangat bercahaya.
Feldpart merupakan
huruf mineral yang sangat umum, dapat terbentuk pada rentang temperatur dan
tekanan yang besar. Group mineral feldspart mempunyai sifat fisik yang sama.
Mineral ini mempunyai bidang belahan dua arah dan membentuk sudut hampir 900,
relatif keras dan kilap bervariasi antara kilap kaca sampai mutiara.
Didalam batuan mineral ini dikenali dengan bentuknya yang rektangular dan
permukaan yang licin. Struktur mineral feldspard adalah rangkaian tiga dimensi
dari atom oksigen bergabung dengan atom silikon. Seperempat dari ataom silikon
tergantikan oleh atom aluminium. Perbendaan valinesi antara aliminium (+3) dan
silikon (+4), menyebabkan terjadinya inklusi 1 atau lebih ion-ion seperti potassium (-1),
sodium (-1) dan kalsium (+2). Karena adanya perbedaan inklusi didalam
strukturnya, mineral feldspard dapat dibedakan menjadi dua macam.
Mineral
ortoklas merupakan mineral feldspar dengan ion potasium didalam struktur
kristalnya. Plagioklas feldspar adalah mineral feldspar dengan ion kalsium dan
atau sodium didalam struktur kristalnya. mineral ortoklas berwarna krem
terang sampai merah jambu, sedangkan plagioklas berwarna putih sampai abu-abu
terang. Meskipun keduanya mempuntai warna yang berbeda tetapi warna tidak dapat
dijadikan sebagai dasar untuk membedakannya. Salah satu sifat fisik yang dapat
membedakannya adalah adanya striasi yang sejajar pada mineral plagioklas yang
tidak dijumpai pada mineral ortoklas.
Kuarsa merupakan
mineral silikat yang hanya disusun oleh silikon dan oksigen. Mineral kuarsa
juga sering disebut silika karena komposisinya SiO2.
karena struktur kuarsa mengandung dua atom oksigen untuk tiap atom silikon,
maka tidak dibutuhkan lagi ion positif untuk menjadikan mineral kuarsa ini
netral. Struktur kristak kuarsa membentuk jaringan tiga dimensi yang lengkap
antara ion oksigen disekitar ion silikon, sehingga membentuk suatu ikatan yang
kuat antara keduanya. Akibatnya kuarsa tidak mempunyai bidang belahan, sangat
keras dan resistan terhadap proses pelapukan. Kuarsa mempunyai belahan
konkoidal. Pada bentuknya yang sempurna kuarsa sangat jernih, membentuk
kristal eksagonal dengan bentuknya piramidal. Warna mineral kuarsa sangat
bervariasi tergantung pada proses pengotoran pada waktu pembentukannya. Variasi
warna menyebabkan adanya bermacam mineral kuarsa. Mineral kuarsa yang umum
adalah kuarsa susu (putih), kuarsa asap (abu-abu) kuarsa rose (ping), ametis
(purple) dan kristal batuan (clear).
B. Mineral Non silikat
Mineral
silikat adalah kelompok mineral yang unsure pembentuknya bukan dari silica.
Secara garis besar hampir semua mempunyai komposisi kimia yang sederhana
; berupa unsur, sulfida (bila unsur logam bersenyawa dengan sulfur), atau
oksida (bila unsur logam bersenyawa dengan oksigen). Native element
seperti tembaga, perak atau emas agak jarang terdapat. Sulfida kecuali
Pirit, tidak jarang ditemukan, tetapi hanya cukup berarti bila relatif
terkonsentrasi dalam urat (Vein) dengan cukup besar.
Berikut
ini adalah mineral – mineral yang yang non silikat
a Mineral
Sulfida
Kelas
mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari
kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure
utamanya adalah logam (metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya
terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang
tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber
sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma,
kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan
mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur.
Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat
pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk
mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral
sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur
utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides
tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya.
Beberapa
penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya
umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai
kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang
bersifat logam.
Beberapa
contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pyrite (FeS3), Chalcocite (Cu2S),
Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite (Ag3AsS3). Dan termasuk juga
didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan
juga sulfosalt.
b.
Mineral
oksida dan hidroksida
Mineral
oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur
tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus hidroksil hidroksida (OH atau
H). Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara
oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat.
Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat.
Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida
adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang
paling umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit
(SnO2).
Seperti
mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau
persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH). Reaksi pembentukannya
dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada
mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam.
Beberapa contoh mineral hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan limonite
(Fe2O3.H2O).
a.
Mineral
Carbona
Merupakan
persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan
dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”.
Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen. Carbonat
terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga
terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua
(caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk
nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).Carbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi
antara logam atau semilogam dengan anion yang kompleks dari senyawa-senyawa
tersebut (CO3, NO3, dan BO3).
Beberapa
contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2,
calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat
adalahniter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O)
d.
Mineral
Sulfat
Sulfat
terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan
anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah
evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan
menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat
termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti
sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan
anion-anionnya masing-masing.
Contoh-contoh
mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite (calcium sulfate), Celestine
(strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan gypsum (hydrated calcium
sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate, selenate,
sulfite, tellurate serta mineral tungstate.
PENUTUP
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, dan saya sudah
berusaha mengerjakan semaksimal mungkin
saya
banyak berharap kepada para pembaca yang
bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya Siswa
sttnas dan orang umum
DAFTAR PUTAKA